Budaya

Puisi-Puisi Akhmad Fatoni

Tembang Dolanan NIP, begitu kau menyebutnya. Waktu dan energimu meluap di ruas-ruasnya. Namun kedatanganmu yang tiba-tiba, memintaku mengingat tetembang yang dulu membuatku girang. Girang dan…

Puisi ǀ 13 Okt 2013

Palu Godam bagi Kami

Oleh: Wahyudi Kaha DI SUDUT rumah, Bapak kami yang pendiam memainkan rokoknya di sela-sela jari tangan. Kerutan-kerutan hitam di dahi Bapak yang saban hari bekerja…

Cerpen ǀ 13 Okt 2013

Strategi Puitika Postmodernisme

Postmodernisme pertama kali muncul ke permukaan di dunia Latin tahun 1930-an, satu generasi sebelum kemunculannya di Inggris atau Amerika. Adalah seorang dari Unamuno dan Ortega,…

Esai ǀ 13 Okt 2013

Kekalahan yang Menggema

Di tahun 1970-an, Rendra menulis sajak yang cukup krusial: Orang-orang Miskin (baca WS. Rendra, Potret Puisi dalam Pembangunan, Pustaka Jaya, 1993: 82). Dalam sajak ini,…

Esai ǀ 29 Sep 2013

Amplop Merah Jambu

Oleh: Pinasthi Duthamaya Maharani Jangan panggil dia Utari. Itu menyesakkan dada, Mak. Menohok diriku dari berbagai penjuru mata angin. Sedangkan hatiku hanya gubuk renta tak…

Cerpen ǀ 29 Sep 2013

Petani dan Penyair

Petani? bukan-nya buruh tani? mereka yang punya nyali berani menukar otot dengan napasnya   Subsidi? Subsidi apa? subsidi buat apa jika lahan sudah tak ada?   Buruh…

Puisi ǀ 29 Sep 2013

Perjalanan Lelaki Tua

Oleh: Dhedhe Lotus Seluruh kulitnya berkeriput, sedang wajahnya nampak begitu tua dan lelah. Ia memakai celana panjang coklat kedodoran, kaos berkerah kumal, sandal jepit swallow…

Cerpen ǀ 15 Sep 2013

Simbol Hidup Sederhana

Sandal Jepit

Beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan seorang perempuan setengah baya. Pakaiannya terlihat begitu sederhana: memakai sarung sembarang dan baju kebaya klasik. Sambil tergesa-gesa dengan…

Esai ǀ 14 Sep 2013

Puisi-puisi Marsus Banjarbarat

Sajadah Berdebu

Sajadah itu masih berdebu meski senandung shalawat di corong langgar kerap melenguh bahkan, dzikir-dzikir sumbang selalu merambah dalam tasbihmu Memeras airmata, membiarkan darah mengering di…

Puisi ǀ 14 Sep 2013

Tidurnya Para Pemimpin

Oleh: Mohammad Fathoni Ketika Alengka diserbu oleh Rama, Rahwana meminta pertolongan Kumbakarna. Tetapi, sosok dalam pewayangan yang sabar ini lebih memilih tidur daripada berbeda memenuhi…

Esai ǀ 07 Sep 2013

Puisi-puisi Ferdi Afrar

Kolaman Kami menghadap baik-baik. kepadamu, kolaman yang seolah menunggu kami yang telah lama lupa mengkaliskan diri. sibuk menggemuki engsel juga roda gerigi sekadar untuk mempertahankan…

Puisi ǀ 07 Sep 2013

Nur

Langit sore menumpahkan cahaya kuning kemilau. Dan sunyi, perlahan tumbuh di jalan setapak, di deretan rumah dan toko para penduduk, di pepohonan mahoni, di bangku…

Cerpen ǀ 07 Sep 2013

Alek Subairi

Pemeluk

Ia pergi tapi tak menuju bernyanyi di jalan seorang ia peluk rindu kura-kura mengumpamakan tersangkut di lembah malam yang robek sebagai pelayar berani sepi, pendiam…

Puisi ǀ 31 Agt 2013

Aceh, Antara Feminisme dan Sadisme Seksual

Oleh: Zahrul Fadhi Johan Perempuan ibarat sebuah magnet yang memiliki daya tarik tersendiri untuk diperbincangkan. Feminisme bukanlah sebuah isu baru, baik di dunia Barat maupun…

Esai ǀ 31 Agt 2013

Taman Terminal

Oleh Salamet Wahedi Bidanto membuka pagi dengan tubuh berat. Ransel hitam menggayut di punggungnya. Ransel hitam buncit. Beban puluhan kilo seperti membetotnya. Beban yang sesekali…

Cerpen ǀ 31 Agt 2013

Lupakan dan Maafkan

Zayyinah Lupakanlah orang yang telah menyakitimu Lupakanlah orang yang telah mengecewakanmu Lupakanlah orang yang telah membohongimu Lupakanlah orang yang telah Membuatmu bersedih Lupakanlah orang yang…

Puisi ǀ 23 Agt 2013

Cinta Lelaki Biasa

Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan mengapa ia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilaluinya, gadis cantik itu sadar….

Cerpen ǀ 23 Agt 2013

Sahabat Bunglon

ku menyebutmu begitu di sebongkah kayu pun kadang kau hijau damai kadang kau cokelat laknat bahkan merah menikam kamuflasemu begitu cepat karena keindahanmu dapat menangkap…

Puisi ǀ 23 Apr 2013

Puisi Kecil

Gadis kecil dengan gitar kecil diujung senja, setia dengan kaleng kecilnya senyummu memberi warna dihati mereka yg lelah di bus kota sehabis kerja gadis kecil…

Puisi ǀ 23 Apr 2013

Kembali (Santri)

Setelah hati penuh duri Tak sesuci di bulan suci Mati buram Tercengkram Oleh cengkarman harimau nafsu Membuat bisu kaku Atau ikut mengalir bersama lurpur keruh…

Puisi ǀ 23 Apr 2013